Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM): Pelatihan Konselor Sebaya sebagai Strategi Pencegahan Seks Bebas dan Pernikahan Dini bagi Remaja Guna Peningkatan Status Kesehatan Reproduksi di SMAN 15 Surabaya
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1bio/thumbnail/a7609b9e-ade5-4227-bba1-4c68a1627e3b.png)
Seks bebas merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual tanpa regulasi yang sesuai dengan norma masyarakat dan agama.
Berdasarkan data Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) tahun 2013, sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah
melakukan hubungan seks di luar nikah, 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami
kehamilan di luar nikah berasal dari kelompok usia remaja, 21% di antaranya
pernah melakukan aborsi, dan 30% dari 10.203 kasus infeksi HIV dalam tiga bulan
terakhir terjadi pada remaja. Tingginya kejadian seks bebas mendorong
peningkatan angka pernikahan dini, yang berdampak negatif pada kesehatan
reproduksi.
Program pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada
remaja, khususnya siswa SMA, sebagai kelompok usia yang rentan terhadap seks
bebas dan pernikahan dini. Mitra program adalah SMAN 15 Surabaya. Tujuan dari
pelatihan konselor teman sebaya adalah memberdayakan siswa agar dapat menjadi
perpanjangan tangan pihak sekolah serta sarana pertolongan pertama bagi siswa
yang memiliki permasalahan terkait seks bebas, pernikahan dini, dan kesehatan
reproduksi. Dengan adanya konseling sebaya, siswa diharapkan mampu membantu
teman sebaya mereka dalam mengatasi isu-isu tersebut.
Metode yang digunakan dalam program ini adalah pelatihan
konselor sebaya dengan sasaran siswa SMAN 15 Surabaya. Pelatihan dilaksanakan
secara offline selama dua hari dengan pendekatan tatap muka dan diskusi
menggunakan slide presentasi, booklet pelatihan, dan video tutorial konselor
sebaya. Untuk mengukur efektivitas pelatihan, peserta diberikan pretest sebelum
pelatihan dan posttest setelahnya, yang mencakup aspek kognitif dan
keterampilan dalam konseling sebaya.
Keberhasilan program ini diukur melalui peningkatan wawasan
peserta mengenai seks bebas, pernikahan dini, dan kesehatan reproduksi, serta
keterampilan mereka dalam menjadi konselor sebaya. Indikator keberhasilan
ditetapkan dengan target peningkatan nilai hasil evaluasi sebesar >50%
peserta dengan minimal kenaikan 5 poin. Berdasarkan hasil evaluasi melalui
pretest dan posttest, sebanyak 54,17% peserta mengalami peningkatan
pengetahuan, yang menunjukkan bahwa program pelatihan ini berhasil dalam meningkatkan
pemahaman siswa terkait isu kesehatan reproduksi dan strategi pencegahan seks
bebas serta pernikahan dini.