Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM): Peningkatan Produktivitas Dan Penanganan Pasca Panen Bawang Merah Di Bagor, Nganjuk Melalui Teknologi Poliploidisasi
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1bio/thumbnail/ace898eb-62f7-4350-9ec3-ddf4af5664f9.png)
Produktivitas bawang merah di Indonesia masih menghadapi
berbagai kendala, terutama dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi yang
belum memberikan hasil optimal. Selain itu, daya simpan bawang merah yang
relatif singkat sering menyebabkan kerugian pasca panen akibat pembusukan dan
penurunan kualitas. Menanggapi permasalahan ini, Program Pengabdian kepada
Masyarakat (PKM) hadir untuk membantu petani bawang merah di Bagor, Nganjuk,
Jawa Timur dengan menerapkan teknologi poliploidisasi serta inovasi dalam
penanganan pasca panen guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
panen.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
petani dalam menghasilkan bawang merah poliploid yang lebih produktif
dibandingkan varietas diploid alami. Selain itu, pelatihan mengenai teknik
penanganan pasca panen yang tepat juga diberikan, termasuk penerapan prosedur
standar untuk menjaga kualitas umbi bawang agar dapat bertahan lebih lama.
Dalam mendukung efektivitas program ini, diperkenalkan pula pemanfaatan
teknologi seperti Mesin Pemanen Bawang Merah Semi Otomatis (PBMSO) dan Rak
Pengering Umbi Bawang guna meningkatkan efisiensi kerja dan mengoptimalkan
keuntungan ekonomi petani.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan mencakup penyusunan modul
pelatihan pembuatan bawang merah poliploid, pengujian ekstrak senyawa
antimitotik untuk meningkatkan produktivitas bawang merah, serta penyediaan
teknologi pasca panen seperti PBMSO dan rak pengering. Tahap pelaksanaan
melibatkan penyuluhan, praktik langsung, serta dokumentasi kegiatan yang
dipublikasikan melalui berbagai platform media. Sementara itu, tahap evaluasi dilakukan
melalui pre-test dan post-test guna mengukur peningkatan keterampilan petani
serta menilai efektivitas implementasi teknologi yang telah diterapkan.
Hasil yang dicapai dari program ini meliputi publikasi
artikel ilmiah di prosiding Seminar Nasional Biologi FMIPA Unesa 2024,
penyebaran informasi melalui artikel dan berita di Kompasiana, serta
dokumentasi video yang diunggah di kanal YouTube. Selain itu, modul pelatihan
mengenai pembuatan bibit bawang merah poliploid dan penanganan pasca panen
telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Program ini juga berhasil
menjalin kerja sama dengan kelompok petani bawang merah untuk mendukung
keberlanjutan penerapan teknologi di lapangan.
Hingga tahap akhir, program ini telah berhasil memproduksi
ekstrak senyawa antimitotik yang terbukti efektif dalam meningkatkan
produktivitas bawang merah, mengembangkan serta mengimplementasikan penggunaan
Mesin PBMSO dan Rak Pengering Umbi Bawang, serta memberikan pelatihan dan
evaluasi terhadap keberlanjutan program. Dengan adanya program ini, diharapkan
petani bawang merah di Bagor, Nganjuk dapat memperoleh hasil panen yang lebih
optimal, mengurangi tingkat kerugian pasca panen, serta meningkatkan pendapatan
mereka melalui penerapan teknologi yang lebih efisien.
Kata
Kunci: Bawang Merah Poliploid, Produktivitas Pertanian, Teknologi Pasca
Panen, Petani Bawang Merah, Bagor Nganjuk.